UNAIR NEWS – Pimpinan Universitas Airlangga meninjau Rumah Sakit Terapung (RST) “Ksatria Airlangga” yang merapat di Pelabuhan Gresik, Sabtu (16/9). Tinjauan itu sekaligus untuk melihat kesiapan RS Terapung untuk segera dioperasikan.

Ketua Yayasan Ksatria Medika Airlangga yang membawahi berdirinya RS Terapung UNAIR Christrijogo Sumartono, dr., Sp.An.KAR., mengatakan, kemungkinan besar RS Terapung dapat dioperasikan dalam waktu satu bulan ke depan. Untuk sementara waktu, dalam waktu satu bulan ini, RS Terapung dalam masa pengerjaan berbagai ruang dan fasilitas lainnya untuk kemudian bisa benar-benar dioperasikan.

“Semestinya bisa merapat di Surabaya. Namun proses perizinan di Surabaya belum selesai, akhirnya kita merapat di Gresik,” ucap Chris.

Di pelabuhan Gresik, awak kapal akan mengatur beberapa ruangan di kapal sesuai kebutuhan. Seperti ruang operasi dan ruang pelayanan lainnya. Chris juga mengatakan, kurang lebih empat minggu sejak tinjauan ini, RS sudah siap untuk beroperasi.

“Kita punya waktu kurang lebih 4 mingguan untuk bisa benar-benar dioperasikan,” ucap Chris.

Chris menambahkan, RS Terapung yang dibangun bersama-sama oleh alumni ini diharapkan dapat memicu munculnya RS Terapung yang lain. “Ini sebagai RS pemicu. Siapa sangka nanti bisa muncul kapal-kapal yang lain. Ini bakti kita di almamater, supaya masyarakat bisa menikmati pelayanan secara keseluruhan,” ujar Chris.

Sementara itu, usai melakukan penijauan Rektor UNAIR Prof Moh Nasih mengatakan bahwa RS Terapung harus bisa memenuhi standar rumah sakit terlebih dahulu, baru bisa mulai untuk dioperasikan.

“Kalau melihat kondisi kemarin, menurut saya masih banyak yang harus diperbaiki. Harus memenuhi standar sebagaimana RS. Mulai kamar operasi, kamar rawat inap kalau ada, toilet, dipan, lantai. Itu yang harus dipersiapkan sebaik-baiknya,” ujar Prof Nasih kepada UNAIR News, Senin (18/9).

Sesuai rencana, RS Terapung akan diresmikan bersamaan dengan Dies Natalis UNAIR ke-63 pada November mendatang dengan mengundang Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.